Kamis, 14 Juni 2012

Smile Of Sad ~~~~"


Tersenyum.....

Hal itulah yang aku lakukan malam tadi. Ngebentuk bibir, mengukir senyum dan mencoba ngebentuk lesung pipit di pipi ini. Mungkin ini cara Tuhan yang mulia agar Dia yang disana gak terlalu jauh dari kawan-kawan yang lain. Bener-bener pertikaian yang seharusnya gak terjadi selama ini. Tapi kenapa hal ini masih terjadi di antara kami, aiiii….hhhh begonya yah dia yang belum nyadar juga itikad baikku. 

Hahaha…. 
Sudahlaah,, toh yang menilai ini semua bukan cuma Aku ataupun Dia, tapi orang lain. #senyum

Positif thinking aja deh untuk apa yang terjadi malam itu, mau Dia ngomongin Aku atau enggak, toh itu juga hak’nya. Di omongin syukur (sebut;ngurangindosa), gak di omongin juga gakpapa laah (bilang;emangguesiapadia). :p 

 Mau nyusul sih semalem, tapi aku berpikir lagi. Kasian dia deh kalo aku kesana ntar, pasti deh canda tawanya kurang menggigit #mati. Emang elu di ajakin nongkrong bareng nyun ??? #jawab;enggak >>#mati fuiihh.

#Merenung dan mendewasakan diri dengan cara berpikir orang dewasa :D #hening panjang~~~~~( bukan gue banget).

Yuni bisa dewasa, langka kan yaah .. ???? :p


Tapi kali ini aku ngalah deh, dia lebih tua dan gak sepantasnya aku ngelunjak *meski dalam hati pengen nabok dia*#upzz….

Ah masa bodoh, masa stupid, masa tolol, loe gue tetep temen (.).

Gak semua kelakuan buruk temen harus dipikirkan saat udah terjadi pertengkaran di antara kita kaaan ?????
Kadang dengan mengingat hal-hal positif yang udah kita lakuin bareng, adalah salah satu cara untuk gak memperpanjang masalah ! #heningmakinpanjaaaaang. Huwakakakakak..tapi kali ini bedaa ??????

Dia yang tolol apa aku yang bodoh, kok sampai sejauh ini kita belum juga bisa saling tegur sapa ???? :D

Apapun itu, tindakan memang harus dilakukan demi kedamaian dunia :D
Kalo Cuma terus berharap, aii......hhh tunggu jenggotan deh kayak’nya :p.


Rabu, 13 Juni 2012

Kebodohanku Akan Segera Berakhir ^^


Seperti yang di katakan Mario Teguh :

“LOVE IS RESPECT” jika dia tidak menghormatimu, maka dia tidak mencintaimu.
  
Putus ,, udahan,, bubaran …. !!!!!

Arrgghh, pengen segera bisa bilang itu ke kamu. Pengen ketemu kamu dan ngucapin kata-kata itu. Aku gak tahan, aku gak kuat. Aku manusia biasa dan bisa sakit hati. Udah gak ada yang bisa aku harapin lagi dari kamu. Perhatian, kata sayang atau apaah itu, #cih. Boro-boro perhatian,, kata keramat yang biasanya kita ucapin pun seakan udah hilang di telan bumi.
Kesempatan kedua ???

Kesempatan yang udah aku kasih ke kamu, tapi gak kamu pergunain dengan baik :( . Hal ini ngebuat aku semakin tabah dan bisa nerima keadaan untuk gak galau setelah kepergianmu kelak. Aku yakin kisahku kedepannya gak akan sehina ini, dan aku yakin aku bakalan bisa ngedapetin sosok seperti yang harepin. Meski udah terlanjur malu dengan orang-orang disekitarku

Emang kamu siapa ???? Pacar ???? #eehh aku punya pacar ???????? #TandaTanyaBesar

                                                                       
Astagaaaa, harus segera kuakhiri romansa yang gak sehat ini. HARUS !!!!
 
Tuhan,, aku tau ada maksud yang belum kuketahui dibalik  ini semua. Aku yakin Kau telah siapkan dia yang baik untukku di luar sana. Udah gak pantas dia untuk ditangisi, udah gak pantas dia untuk dipertahankan. Ah udahlah,, keep smile aja. 

Tuhan gak tidur, Dia Maha Tahu apa yang telah terjadi dengan umatNya ^_^ .


 Aku butuh laki-laki yang bisa mimpin aku, bukan malah ngebiarin aku sendiri disetiap keadaan. Bukan laki-laki yang cengengesan seperti dia..

 Ah gilaa,, pengen semuanya cepet berakhir naaaah… >,<

Selasa, 12 Juni 2012

Batikkan Harimu ^^


East Kalimantan, dua kata yang mungkin hanya di anggap sepele oleh sebagian orang. Dua kata yang mungkin belum memiliki arti lebih bagi pendatang dari luar kota Samarinda. Tapi setelah saya menyusuri ruangan demi ruangan, satu kata yang keluar dari mulut saya “KEREN” ini tempat apaan ???? Banyak banget pernak-pernik asli dayak,,saya awalnya ngerasa biasa saja saat ngeliat pernak-pernik dayak yang berjejeran di setiap pameran di Kaltim. Tapi kali ini beda, nuansa dayak yang bisa dikatakan modern. Bursa oleh-oleh yang menyediakan tempat nongkrong yang lumayan nyaman, yaah meski gak senyaman kafe-kafe di tempat lain. Tapi cukuplah bagi saya yang ngerasa masih kurang paham dengan budaya asli Kaltim. 

Nongkrong sambil belajar, kalimat itu yang mungkin sekarang lewat di kepala saya. Setelah beberapa minggu yang lalu dosen saya bertanya tentang nama batik Samarinda, dan kemudian membuat kelas tiba-tiba hening karena gak ada yang bisa jawab. 
Hahahaha.....
Saya sekarang bisa ketawa, ternyata gak cuma saya yang bego di dalam kelas itu. #udah deh lupain kejadian yang terlanjur bodoh itu. 

Pusat perbelanjaan yang menyediakan berbagai macam pernak-pernik. Berawal dari kerajinan manik-manik, sampai kerajinan tenun khas Kalimantan yang njelimet. Berawal dari makanan yang udah bisa dikatakan bosan untuk dicemil (sebut;amplang), sampai makanan yang baru saya rasain (sebut; gulagait). Dan juga berbagai kerajinan lainnya yang berbahan dasar kayu dan kulit kayu.

Amplang (Makanan Khas Kalimantan Timur)
Amplang, siapa sih yang gak kenal jajanan khas asli Kalimantan Timur ini. Ikan pipih yang di olah menjadi panganan sejenis krupuk ini, mampu membuat lidah para penikmatnya bergoyang dikarenakan rasanya yang gurih. Bentuk dan rasanya pun kini bervariasi, mulai dari yang lonjong sampai yang dinamakan amplang kuku macan, karena bentuknya menyerupai kuku macan. Waah baru satu makanan nii, belum lagi makanan khas Kalimantan lainnya yang pasti bakal menarik perhatian wisatawan dari luar daerah. So, kalian wajib beli buat keluarga kalian yang berada di luar Kalimantan, jangan cuma numpang eksis foto seperti model di sebelah ini ya (#mati).

Keminting, jajanan berbentuk bulat dengan lekukan di setiap putarannya ini gak kalah menarik perhatian deh. Teksturya yang sedikit garang tapi lembut ini, bakal membuat siapa saja yang baru pertama kali mencicipinya terkecoh. Kue bulat yang keliatannya keras ini, ternyata renyah dilidah. Waah perlu coba niih kalian yang berada di luar Kalimatan.


Beberapa Jajanan Khas Samarinda
Gula gait, makanan yang satu ini berasal dari pencampuran gula merah dan gula putih. Entah gimana cara ngolahnya, tapi yang pasti rasanya gak kalah enak dari jajanan lainnya. Berbentuk lonjong seperti potongan kayu manis, dan bertekstur sedikit kasar. Untuk rasa gak perlu dipertanyakan lagi, seperti namanya “gula” yang identik dengan manis. Tapi jangan khawatir, karena gula aren asli yang digunakan dalam proses pembuatannya, jadi gak perlu takut gula darah naik deeh. 



Kerajinan Manik Samarinda
Dipandang dari segi aksesoris pun tak kalah membuat mata haus untuk berbelanja. Gelang batu, bros manik yang cantik, ikat pinggang, kalung, asbak rokok, hiasan dari guci, sarung, kaos oblong, tas, dan souvenir lainnya pun ada disini.






 
Sarung Samarinda, sarung ini merupakan sarung kebanggannya orang Samarinda. Sarung yang dalam kemasannya berbentuk mungil dengan ukiran batik khas Kalimantan ini, mampu mencuri daya tarik pecinta batik nusantara. Batik dengan ukiran khas dayak tak pernah lepas dari sarung ini, juga kemasannya uniknya yang mudah dibawa untuk dijadikan buah tangan kepada sanak keluarga inilah yang membuat batik tersebut menjadi saingan batik khas Jojga.
Meski harus merogoh kantong agak dalam, tapi jangan salah, barang yang kalian dapat disini bukan barang sembarangan. Branded asli tanah Kalimantan, yang kualitasnya pun sudah di sesuaikan dengan harganya. Dijamin gak rugi deh kalau kalian memilih sesuai dengan kebutuhan kalian. Ajak mama, papa, dan juga adik-adik kalian yaa. 

Inilah East Kalimantan Center, salah satu tempat yang kini dibanggakan oleh berbagai kalangan di Samarinda. Bukan hanya sekedar wadah untuk ngopi, tetapi juga wadah untuk belajar sambil berbelanja. Buat adik-adik yang bingung mau mencari busana dayak untuk fashion show, bisa langsung berkunjung disini. Mbak Nirma sang owner siap menemani kalian berkeliling mencari kebutuhan yang diinginkan. Berhubung sebentar lagi East Kalimantan berusia satu tahun, saya harap siih bakal ada diskon besar-besaran disini. 

East Kalimantan Center
Salut deh dengan adanya East Kalimantan, gak perlu jauh-jauh ke desa Pampang lagi untuk hunting perlengkapan seperti ini. Semoga kedepannya East Kalimantan makin dikenal, tidak hanya dari warga Samarinda, tetapi juga warga dari daerah luar. Ayo kawan angkat gadget kalian, kita harus bangga dengan adanya East Kalimantan ini. Mari berbagi kebahagiaan dengan teman-teman kita di luar sana yang belum pernah mampir ke tempat ini. Ajak dan perkenalkanlah kekayaan budaya yang kita miliki. Save pesut, save budaya asli Kalimantan, save East Kalimantan Center.

Jumat, 08 Juni 2012

TerLanJur BodoH !!!


Aaarrgghhhh……………….

Bodoh-bodoh, semua ini jelas karena kebodohanku yang masih mempertahankan orang seperti dia.

“Kamu Bodoh Nyun” kalimat ini gak cuma sekali masuk kedalam telingaku, bahkan hampir setiap temanku mengatakan itu.

#Tepok jidat, #ELus Dada …

Cuma itu yang bisa aku lakuin setiap kali dia nyakitin hatiku.

Entah butuh berapa tamparan lagi biar aku sadar, bahwa aku memang harus benar-benar ngelepasin dia. Demi ngejaga supaya dada ini gak tumbuh bulu #eehhh, yah takutnya aja ntar malah semakin besar karena sering di elus #Wow :p.
  
#KacaManaKaca ……… ???????????

Aku gak jelek-jelek amat kan yah, aku yakin masih banyak jomblowan di luar sana yang siap lahir bathin jadi penggantinya.

Tuhan, selamatkan umatMu yang terlanjur bodoh ini ….

Aku benci,,aku kesal,, aku gak habis pikir.. tu orang punya hati gak siih. Udah di bela-belain aku bersabar sampai sejauh ini, tapi balasannya gini.

#AirSusuDibalasAirTuba #PLaaKkkkkkkk #JeddDeerrRRr #TamparBolak-Balik

Pengen rasanya kugampar muka tu orang, tapi kenapa ni hati gak setega gitu L . Pengen sekali-kali dia tu peka, minta maaf atas apa yang dia lakuin. Okelah aku sadar kalau aku manja, mungkin dia jenuh dengan sikapku. Tapi gak seharusnya dia begini donk … Huaaaaaa #Annoying banget.  

Aku udah berusaha ngubah sikap manjaku itu, aku berusaha untuk gak sepersekian detik harus nerima kabar darinya. Meski itu rasa  Wow #Expresso banget, maklumlaah perubahan itu gak semuanya mudah.

Mungkin dia gak tau kalau tiap malam aku mikirin dia, mencoba memberi support ke dia dimasa dia bener-bener frustasi. Yah aku gak tau siih, dukungan mental dariku itu bener-bener dinilai apa enggak. Tapi seenggaknya aku ada tindakan laah, meski balasannya #Cuiihhhhh …..

*Karma Pasti Berlaku Nyun, #Ganbatte  !!!!

Ah sumpah,,gak tau harus nulis apa lagi. Gregetan banget siih aku, dan hebatnya lagi feelingku bener banget. Dua cewek yang nemenin dia di kafe itu ternyata si Inez yang kecentilan itu. Hadoooohhh dasar bocah, belom pernah di labrak kah kamu ???

Ah tapi ogah deh kalau harus ngelabrak dia demi pacar yang gak punya hati gitu. Mendingan ngejaga reputasi kan yaah ??? #tepok pantat biar makin lebar *mati J . Lagian tu bocah kalau memang mau pacaran sama pacarku, ya udah silahkan. Pacar ku bisa cuek, kenapa aku enggak. Pacarku bisa mainin hatiku, kenapa aku enggak ???

#Sikapku Padamu di Esok Hari, di Tentukan Oleh Sikapmu di Hari Ini.

Aku rasa tu kalimat udah cocok. Okeh mulai sekarang, #Pukpuk dada sendiri (karena kalau bang tino yang pukpuk’kan, bakal beda endingnya #eeh :p ) .

Aku yakin aku bisa, gak akan kubiarin aku bohong lagi dihadapan orang tuaku saat mereka bertanya tentangnya. #Semangaaat Nyun,,kamu bisa tegas dalam hal ini.  #Horaaaassssss

Kamis, 07 Juni 2012

Kamu Yang Masih Ku Anggap


Ya Allah,, aku sadar mungkin aku salah dalam bersikap .. aku nyaris dibutakan oleh cintaku padanya. Tapi sungguh aku tak pernah sedikitpun menginginkan perselisihan ini terjadi, perselisihan yang terjadi setelah sekian lama pertemanan ini terjalin, disaat salah satu individu merasa terluka dan saling membantu, pertemanan yang (aku ingat) tidak selalu menerapkan simbiosis mutualisme.

Kucoba mengingat awal aku berjabat tangan dengannya, 23 Maret 2011. Malam dimana aku merayakan acara reuni dengan semua teman-teman SD’ku dulu. Bertempat di Kafe Coebain Alaya, malam itu ramai dengan celoteh setiap pengunjung yang dating, setiap stan yang telah disediakan oleh pengelola kafe telah penuh terisi.

Awalnya aku tak memperdulikan mereka yang berada disana, aku tak berniat untuk bersikap sombong. Tapi aku lakukan itu semua agar aku tak disangka sok kenal dengan pengunjung yang ada disitu. Aku bersyukur, dengan apa yang ada di dalam diriku. Aku bersyukur dengan senyum yang terus menghiasi wajahku ini. Aku bersyukur saat ini ada tak ada seorang pun yang menyatakan hal tidak suka’nya padaku.

Malam nyaris larut, acara reuni itu pun berakhir. Kusuruh teman-temanku bergegas meninggalkan tempat acara itu agar aku bisa membantu sang pengelola kafe untuk membereskan wadah-wadah yang telah digunakan itu. Sang pengelola kafe yang aku sudah kenal lama dari komunitas Slankers, tak lain tak tak bukan adalah Bang Heri. Abang yang kerap menolongku dan menenangkanku saat aku ada masalah batin maupun fisik. Abang yang telah ku anggap sebagai Abangku sendiri, karena aku merupakan anak pertama yang sebenarnya merindukan sosok kakak yang bisa selalu mengawasi aku.

Dia menyapaku, “istirahat dulu Nyun, !!”

Aku pun mendengarkan apa yang dia ucapkan dan kemudian menghampirinya yang tengah berkumpul dengan segerombolan pengunjung kafe malam itu. Aku duduk dan meluruskan kakiku, yang aku sadar sejak habis maghrib aku belum sempat duduk dan beristirahat karena harus menyiapkan hidangan untuk teman-temanku yang sedang mengadakan acara. Aku mengobrol dengan orang-orang yang aku kenal ditengah gerombolan itu, ku sapa Bang Zaki, Bang Igum dan Bang Sigit. Abang-abang baru yang selalu bertiga dan aku sering menjulukinya, pasangan sepaket.

Cukup lama perbincanganku dengan Bang Zaki, abang yang lebih akrab denganku dibanding Bang Sigit ataupun Bang Igum. Meski tak lama sebelum malam itu, aku telah menjalani suatu pendekatan dalam berhubungan dengan Bang Sigit. Dalam hati aku merasa ketenangan dan merasa lega, meski aku tak jadi menjalin hubungan yang serius dengan Bang Sigit. Tak ingin kujelaskan kenapa aku tak menyukainnya setelah aku beberapa kali jalan dengannya. Aku sadar, tak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Semua memiliki kekurangan dan kelebihan.

Entah kenapa aku mencoba keras untuk mengingat kejadian-kejadian malam itu hingga kutumpahkan semuanya menjadi tulisan seperti ini. Aku sedih ya ALLAH, aku sedih semua ini berakhir secepat ini dan tertutup dengan episode yang tidak mengenakkan.

Aku berdiri dan beranjak membereskan barang-barangku dan kemudian pergi. Sebelum pergi, entah karena kebiasaanku yang telah di ajarkan respect oleh setiap nkomunitas band yang aku singgahi, atau karena aku tak mau dianggap sombong, atau bahkan karena aku ingin berjabat tangan dengan para lelaki yang ada dalam gerombolan itu. Ah entahlah, fikiranku saat itu : aku adalah manusia yang tak mungkin hidup sendiri, maka dari itu aku harus baik dengan setiap orang dan mencoba menanam benih kebaikan dimana pun aku berada.

Aku berjabat tangan dengan beberapa pria, dan satu orang wanita. Wanita yang tak kusangka akan hadir dan mengisi daftar persahabatanku. Dia tak lain adalah Norma Yunita. Tak pernah ku ketahui sebelumnya, bahwa mereka itu adalah komunitas jejaringan social yang bernamakan Koprol. Maklumlah, aku tak terlalu mengurusi jejaringan social, karena aku saat itu sedang asik dan sibuk dengan komunitas Slankers’ku.
Seperti halnya roda kehidupan yang terus berputar, sesekali kita memang tak bisa menolak jika kita sedang berada pada posisi dibawah. Mungkin itu kalimat yang hampir cocok untuk kisahku kala itu. Saat komunitas slankers’ku sedang mengalami sedikit konflik karena hadirnya minuman keras di tengah anggota, aku sering mengunjungi Abangku Heri untuk berkonsultasi mengenai kelanjutan komunitas ini. Dia yang ku anggap mengerti, bisa menolongku.

Suatu malam aku datang padanya, tampak olehku tenda kafe yang roboh akibat guncangan angin kencang. Aku menghampirinya dan mencoba untuk membantunya, tapi aku sadar kalau aku tak mungkin kuat menopang tiang besi penyangga tenda itu. Kuliat dua sosok pria menemaninya, aku lupa jika dua orang pria itu adalah orang yang sama saat berjabatan tangan denganku pada malam reunian itu.

Dia melempar senyum padaku, dan aku membalasnya. Aku menepi dari tenda yang rebah itu, menyelamatkan diri. Tak lama setelah tenda itu kembali berdiri, aku pun bergegas menyiapkan kursi-kursi untuk kami semua. Ku akui wajahnya memang manis, aku suka dengan body dan perawakannya yang dinamis. Tapi aku berusaha menjaga hati, karena aku cukup lelah dengan hubungan yang aku jalani hanya seumur jagung. Aku tak ingin bermain-main dalam mencari pasangan hidup.

Kita mulai berkenalan, tersenyum tersipu sambil malu-malu. Indah sekali awal perkenalan itu, kami bernyanyi bersama hingga waktu yang memisahkan kita. Malam hampir menyentuh larut malam, aku lupa kapan harus kumasukkan Norma dalam cerita ini. Aku berpamitan dengan semua yang ada disitu.
Berselang beberapa bulan lamanya, aku dan dia (Cannabis / Taufik) semakin akrab. Kami sering berkomunikasi, entah melalui telpon ataupun sms. Kami sering janjian untuk datang ke Kafe bareng.
Pernah suatu malam, Cannabis dan Bang Heri dantang berkunjung mengemasi baju-baju bekas untuk disumbangkan kepada korban kebakaran di sekitar Kafe. Itu awal mulanya dia meluhatku tanpa mengenakan jilbab, satu kata yang terucap dari mulutnya “cantik”. Wanita mana yang tak tergetar hatinya saat seorang lelaki mengatakan itu padanya.

Mengingat kafe yang sering tertimpa masalah, aku pun ikut prihatin. Karena aku menyangka bahwa kafe itu adalah pencaharian tunggal Abangku. Setelah mengetahui titik masalahnya, hatiku pun tergugah dan aku menawarkan suatu kaputusan yang aku ambil sendiri tanpa sepengetahuan kedua orang tuaku.
Aku berkeinginan menanamkan uangku sebagai modal kelanjutan Kafe itu, dengan iming-imingan pembagian hasil yang cukup besar. Serta di imingi kesempatan agar aku bisa terus bersama Cannabis, aku pun luluh dengan bujukan Abangku. Uang tunai telah aku berikan padanya untuk membayar biaya perpanjangan sewa kafe itu. Entah apa yang ada dalam pikiranku saat itu, bisanya aku mengeluarkan sejumlah uang itu tanpa sepengatahuan orang tuaku. Sungguh keputusan yang amat sangat egois.

Ya ALLAH,, maafkan aku atas keegoisan ini.. tak kan ku ulangi kesalahan yang sama ini ya ALLAH. Aku malu atas kelakuanku ini. Hingga akhirnnya, aku  masih terus sembunyikan kesalahanku ini dari kedua orang tuaku.
Entah malam keberapa kebersamaanku dengan mereka, malam itu Norma datang dengan membawa adonan gorengan. Kita masak adonan itu dan kita santap bersama. Ku akui, Norma memang baik. Sempat beberapa kali aku dan Bang Heri membicarakannya karena mengkhawatirkannya. Kami mengkhawatirkan kalau-kalau kebaikannya disalahgunakan oleh teman-teman disekeliling kita. Royal, mungking kata itu cocok untuk dia. Wanita yang selalu membawa buah tangan saat ia datang untuk berkumpul. Wanita yang selalu ikut tergabung dalam seksi super sibuk, saat keluarga dadakan ini ingin mengadakan acara. Entah itu hanya acara makan-makan ataupun acara perjalanan mengunjungi sebuah kota-kota terdekat.

Pernah suatu waktu ia datang kerumahku untuk menggoreng udang, dimana udang tersebut hanya ia siapkan untuk teman-teman santap. Peringatan dari mami ku tersayang ternyata belum membukakan hatinya, dan maklumi itu. Entah salah atau benar yang aku fikirkan saat itu. Aku merasa ia adalah wanita kesepian yang hingga usianya saat ini, ia belum juga mendapatkan pendamping hidup. Aku tak ingin mengangkat fikiranku ini untuk dibicarakan pada siapa pun, terutama Bang Heri. Aku ingin menjaga apa yang aku rasakan, dan tak semua yang aku rasakan harus diketahui oleh orang lain.

Aku hanya bisa berdiam mengikuti arus pertemanan kita ini berjalan, aku senang dan tidak menghiraukan yang lain. Yang kufikirkan saat ini adalah kejelasan hubunganku dengan Cannabis, hubungan yang sudah memakan waktu berbulan-bulan. Hingga saat ini belum menemukan titik terang. Aku bertahan dengan gantungnya hubungan ini, meski kurasakan sakit yang tiada kira. Kami sering jalan, dan membuat janji yang entah kemana tujuan kita nanti. Terkadang terjatuh air mataku karna memikirkan ini. Tapi teman-teman di sekelilingku, selalu menguatkanku.

Kala itu, kami berniat untuk menjelajah ke kota sebelah. Muara Badak, itulah tempat yang akan kami kunjungi. Aku senang kebersamaan ini masih terekam dalam keadaan yang kondusif. Keberangkatan kami di hiasi dengan canda tawa tiap anggota, senyum sumringah menghiasi wajah kami semua.
Sesampainya disana, kedatangan kami disambut hangat dengan anggota slankers Muara Badak. Aku sangat senang sekali melihat kawan-kawan seperjuanganku yang membela aliran music SLANK. Kurang lebih enam-tujuh jam kami bercengkrama dengan kawan-kawan dari Muara Badak. Mereka menyediakan kami menu makan siang yang sederhana tapi nikmat sekali. Tak terlupakan masa-masa kala itu. Terimakasih kawan.

Hujan turun mengguyur kunjungan kami saat itu, tak ingin terlewatkan masa-masa itu, mereka pun pergi mengunjungi tengah pantai sambil mandi hujan. Hujan deras dihiasi dengan petir dan halilintar yang menggelegar tak meredupkan semangat mereka saat itu. Aku hanya bisa terdiam di dalam pendopo sambil bernyanyi dengan kawan-kawan slankers dari Badak yang masih enggan membasahi tubuhnya dengan air hujan.

Hujan hampir reda, terdengar suara burung dilangit bersaut-sautan pertanda hujan akan berhenti. Kami pun memutuskan untuk pulang. Ku abaikan basahnya badan abangku, entah kenapa baju kering yang aku bawa langsung aku serahkan pada cannabis. Sungguh telah jatuh terlalu dalam kecerobohanku ini. Dan kami bergegas pergi kembali menuju Samarinda. Sungguh tak kusangka, aku harus menahan rasa sakit seperti ini. Perasaan yang terus aku tahan entah sampai kapan aku harus menahannya. Entah karena bodohnya aku, yang masih bertahan dalam keadaan seprti ini.

Disisi lain Allah memberikan aku balasan yang sesuai, aku menganggapnya ini adalah karma. Usaha kafe yang aku bangun dengan Bang Heri sama sekali tak membuahkan hasil, usaha tersebut tutup sebelum batas waktu pembayaran jatuh tempo. Aku mencoba mendesak Bang Heri untuk membayar hutangnya padaku, karena aku sedang memerlukan uang. Tapi Bang Heri hanya mengumbar janji dan ada bukti yang menyertai.
Kafe itu tutup, kami pun jarang bertemu. Hanya berkomunikasi melalui telepon, begitu juga dengan Cannabis. Aku terus menghubungi Bang Heri dan menuntuk hak’ku kembali. Mungkin ia kesal padaku, hingga pada saat terakhir kali ia mengembalian uangku, ia melemparkan uang itu tepat dihadapan mataku. Aku hanya bisa terdiam, dia Abangku. Aku berfikiran hubungan kita sudah pasti akan memburuk setelah kejadian ini, maka dari itu aku tak ingin memperpanjang masalah. Bukan karena nyaliku ciut atau apa, karena memang tak biasanya aku hanya terdiam seperti itu saat orang lain menyakitiku.

Dugaanku benar, dia menyindirku di jejaringan social facebook ataupun koprol. aku coba acuhkan tingkah laku bang Heri yang menyakitkan itu, ku coba untuk memikirkan kelanjutan kisahku dengan Cannabis yang tak kunjung menemui titik terang. Meski ia sempat mengajakku untuk jalan-jalan ketempat-tempat yang romantic. Hingga akhirnya ia mengajakku ke Pinang Seribu, tempat dimana ia pertama kali bibirnya menyentuh bibirku. Oh tidak, sakiit sekali kala mengingat hal itu.

Kulupakan dia, ku coba untuk menjauhinya. Meski aku sering mengintip profil facebooknya. Hubungan ini semakin keruh, saat kulihat komentar-komentar dia yang berdoa agar segera dipertemukan dengan pendamping hidupnya. Dari situ aku berfikir, berarti aku bukanlah wanita yang ia harapkan. Lagi dan lagi aku terdiam dan hanya bisa menangisi keadaan. Aku tak kuat, jujur aku tak kuat.
Norma lah yang terus mensupport aku untuk tetap bangkit dan berfikir positif. Kadang aku mendengarkan dia, tetapi kadang juga egoisku mengalahkan nasihat-nasihat dari dia.

Hingga suatu malam, Norma mengajakku untuk mengikuti Kopdar mini pengguna koprol di Puella Kafe. Sesak nafasku melihat Cannabis sedang asik bercanda dengan gadis cantik yang ikut dalam acara itu. Biar kutebak, Dessy nama gadis cantik itu. Rasa ingin meleleh jadi air yang mengalir hatiku. Aku duduk di pendopo, bersandar dan membelakangi dia. Berharap aku tak akan melihat  wajahnya lagi.
 Tak bisa kupungkiri, aku senang saat respon para peserta kopdar itu yang menerimaku dengan senang hati. Kulihat wajah tampannya Rizki, wajah lucunya Sams. Hingga tak lama aku duduk di pendopo itu, muncul seorang pria yang saat ini menjadi kekasihku, Marcekal. Awal pertemuan yang sangat unik, kulihat tingkah konyolnya yang nyaris salah meminum minumanku. Tak lama perbicaraan kami saat itu, maklumlah mungkin karena kami semua masih malu lantaran baru bertemu. Satu jembatan yang membuat hubungan itu berlanjut adalah, pertukaran account twitter kami. (mau ketawa ngingetnya).

Pertemuan keduaku dengan sayangku, adalah waktu kami mengikuti buka puasa bareng di panti asuhan. Tak kusangka ia menyimpan rasa padaku, karena memang tak terlalu nampak. Cukup rumit saat itu, Sams menyukaiku, tapi aku tak menyukainya. Aku menyukai Rizki, tapi Rizki tak terlalu meresponku. Hahahaha…. Sudahlah, dunia memang kejam !